Minggu, 24/10/2010 17:08 WIB
HMI MPO: Soeharto Jadi Pahlawan Sama Saja Membuka Botol yang Berisi Setan
Jakarta - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) terang-terangan menolak pengusulan Soeharto menjadi pahlawan nasional. Menurut HMI penokohan Soeharto itu akan membawa dampak buruk.
"Itu sama saja membuka botol yang berisi setan yang selama ini terkungkung dalam segel reformasi," ujar Ketua Pengurus Besar HMI MPO M Chozin kepada wartawan dalam diskusi bertajuk Aktivis 98 menolak Soeharto Jadi Pahlawan, di Jl Komplek Bumi Asri No. C3 Liga Mas Perdatam, Pancoran, Jakarta, Minggu (24/10/2010).
Menurutnya, bila Soeharto direstui menjadi pahlawan, membuat idealisme para pendukung Orde Baru dan Soeharto hidup lagi. Ini akan menciptakan negara korup dan diktator seperti ketika Soeharto memimpin NKRI.
"Masa kalau menjadi pahlawan harus meniru Soeharto yang jelas-jelas membawa Indonesia dalam keterpurukan. Ini adalah logika yang tidak masuk akal," imbuhnya.
Khozin juga menyesalkan sikap politisi alumni HMI yang mendukung pencalonan Soeharto menjadi pahlawan. Priyo Budi Santoso dan Akbar Tandjung dinilai lupa apa yang telah dilakukan Soeharto kepada organisasinya dulu.
"HMI dulu diburu zaman Orba karena kami menolak azas tuggal. Makanya kami menyesalkan sikap Priyo Budi Santoso dan Akbar Tandjung yang mendukung Soeharto jadi pahlawan," imbuhnya.
Gelar pahlawan Soeharto diusulkan oleh Pemprov Jateng dan Kabupaten Karanganyar. Saat ini penggodokan gelar sedang dilakukan Dewan Gelar dan Tanda Jasa pimpinan Menko Polhukam Djoko Suyanto. Gelar pahlawan akan diberikan dalam menyambut Hari Pahlawan 10 November.
Sementara, keluarga Cendana tidak terlalu memusingkan gelar itu. Mereka mengatakan, ayahnya selama ini telah menjadi pahlawan bagi keluarga mereka.
(her/nrl)
Sumber:
http://www.yiela.com/view/1421567/ketua-mpr-mantan-presiden-tak-perlu-digelari-pahlawan-nasional
EmoticonEmoticon