Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan Nasional

June 18, 2014

Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan Nasional

Tanggal Berita 2013/11/10 14:02:16

BANDUNG, (PRFM) - Hari pahlawan yang jatuh hari ini (10/11) membuat wacana pengangkatan Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto sebagai pahlawan negara kembali mengemuka. Namun, wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto menuai pro kontra dikalangan masyarakat, salah satunya Aktivis Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak), Fadjroel Rachman.

Fadjroel menilai, Soeharto tak layak dijadikan pahlawan nasional, sebab menurutnya hingga saat ini Soeharto masih menyisakan "dosa" semasa jaman orde baru.Dosa yang dimaksud yakni terkait tindak pidana korupsi dan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sewaktu jaman orde baru.

"Ya sangat tidak layak dan ini sudah dua kali ditolak. Saya bersama teman-teman hampir selama 2 tahun kami menolak dan akhirnya dibatalkan, dan yang terakhir akan dijadikan nama jalan, kami usulkan ditolak dan akhirnya ditolak juga. Alasannya Soeharto masih memiliki masalah dalam kasus korupsi dan pelanggaran HAM dan hingga kini belum selesai,"ujarnya

Fajroel menjelaskan permasalahan korupsi yang dipermasalahkan yaitu penyelewengan uang negara oleh keluarga besar Soeharto, dan dana tersebut, kata Fajroel telah di investasikan kepada 315 perseroan terbatas milik keluarga Cendana.

"Kejahatan korupsi, ini terkait bukan hanya para pejabat elit orde baru, tetapi juga mahasiswa lebih memfokuskan kepada koupsi yang terkait keluarga cendana. Sebagaimana kita tahu, sampai akhir Soeharto jatuh, kita mencatat keluarga istana memiliki 315 perseroan terbatas dari enam anak sampai 1 cucu, kemudian dikukuhkan oleh PBB yang mengatakan bahwa dari 10 kepala negara yang melakukan penyelewengan itu nomor satu adalah Soeharto," jelasnya

" Kemudian soal pelanggaran HAM, hingga sekarang juga masih ada 13 aktivis yang hilang, dan kemudian kasus trisakti dan kejahatan HAM yang terjadi di masa Orba," sambungnya

Sementara ditanya soal kesejahteraan yang diberikan Soeharto kepada rakyat Indonesia pada saat itu, Fajroel mengakui bahwa hal tersebut tak bisa dikesampingkan. Namun, dengan tegas Fajroel menilai kebaikan yang dilakukan Soeharto tersebut bukan menjadi tolak ukur Soeharto bisa dijadikan Pahlawan Nasional.

"Kami tidak menyangsikan ada beberapa yang mungkin dinilai baik, tapi ada dua hal tersebut yang memang harus diselesaikan. Jadi jangan sampai apa yang dikatakan baik, lalu kemudian menutupi apa yang menjadi kesalahan terutama dalam hal korupsi dan HAM, dan itu yang menjadi problem hingga saat ini," tegasnya. (MP)



Sumber:
http://www.prfmnews.com/?cmd=info&tmplt=2&vr=3422&pos=artikel&scat=4

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »