Selasa, 26 Oktober 2010 , 10:17:00 WIB
Laporan: Teguh Santosa
Dua hal itu adalah: pertama, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme yang mengurat mengakar dan menjalar hingga ke masa-masa setelah Soeharto jatuh dari kekuasaannya, dan kedua proses pemiskinan secara struktural yang juga terjadi secara massal di tengah pembangunan fisik yang cenderung mengabaikan kepentingan umum.
Kedua hal itu diingatkan Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Center (SMC) Syahganda Nainggolan ketika berbicara dengan Rakyat Merdeka Online (Selasa, 26/10).
“Karena kedua hal inilah pemerintahan Soeharto kemudian ditumbangkan oleh gerakan rakyat melalui perjuangan mahasiswa yang menuntut reformasi,” kata Syahganda.
Ditambahkan, perjuangan dan pengorbanan para mahasiswa saat reformasi tidak bisa dibilang kecil.
“Banyak aktivis yang dihilangkan, termasuk mereka yang juga tewas,” ujarnya sambil menambahkan bahwa penolakan sejumlah pihak terhadap pemberian gelar pahlawan nasional itu juga mempertimbangkan komtimen terhadap perjuangan reformasi tersebut.
“Jadi, gelar pahlawan nasional untuk Soeharto jelas dapat mengkhianati semangat dan cita-cita reformasi yang diupayakan berbagai kelompok masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, gelar Bapak Pembangunan untuk Soeharto semasa hidup sudah cukup. [guh]
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2010/10/26/7599/Inilah-Dua-Kejahatan-Besar-yang-Tak-Memungkinkan-Soeharto-Jadi-Pahlawan-Nasional-
EmoticonEmoticon