Rabu, 19/09/2007 09:29 WIB
Assegaf: Soeharto Koruptor No 1 Bisa Jadi Pakai Data Time
Jakarta - Salah satu pengacara Soeharto, M Assegaf, menilai tindakan PBB menaruh kliennya sebagai kepala negara nomor 1 paling banyak korupsi tak berdasarkan fakta. Assegaf curiga, data itu diambil dari majalah Time. "Konon kabarnya itu masukan dari media massa juga. Bisa jadi itu data dari majalah Time," ujar Assegaf kepada detikcom, Rabu (19/9/2007). Apalagi, menurut Assegaf, apa yang ditemukan PBB itu judulnya saja baru perkiraan dana. Jadi sesuatu yang bersifat kemungkinan. "Validitasnya diragukan," imbuhnya. Data yang dilansir Time itu perlu diperdebatkan. Tim pengacara Soeharto sudah pernah meminta Time membuktikan beberapa hal mengenai data itu. "Time ini kita sendiri kita suruh membuktikan. Time mengatakan ada transfer US$ 9 miliar dari Swiss ke Austria. Time tidak bisa membuktikan bank mana dan kapan transaksinya kok," jelas Assegaf. Apalagi, baru-baru ini saja Mahkamah Agung memenangkan gugatan perdata Soeharto atas Time atas berita 'Soeharto Inc' itu. Bahkan MA memerintahkan Time membayar kerugian immateriil sampai Rp 1 triliun. Sebelumnya PBB bersama Bank Dunia melakukan kerja sama Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative untuk menyelamatkan hasil korupsi yang ditaruh di luar negeri. Dalam kerja sama itu, PBB merilis data kepala negara yang diduga korupsi paling banyak. Soeharto berada di posisi puncak, dengan perkiraan nilai korupsi antara US$ 15-35 miliar.
Sumber:
http://news.detik.com/read/2007/09/19/092904/831670/10/assegaf-soeharto-koruptor-no-1-bisa-jadi-pakai-data-time
EmoticonEmoticon